Resensi Buku Bukan untuk dibaca

Judul Buku : Bukan untuk dibaca
Penulis : Deassy M. Destiani
Penerbit : Selaksa Publishing
Tahun : Februari 2013
Halaman : 400 halaman
Kategori : Motivasi, Psikologi
"I want to give my kids 'just enough', so they would feel that they could 'do anything', but 'not so much'. that they would feel like 'doing nothing'." (Saya mau memberi kepada anak-anak saya secukupnya saja, sehingga mereka masih perlu melakukan segalanya, tapi tak terlalu banyak agar mereka tak merasa tak perlu lagi melakukan apa-apa). Bukan untuk dibaca halaman 307


Itulah yang dikatakan Warren Buffet, seorang Investor kaya raya yang pernah dinobatkan menjadi manusia terkaya di dunia pada tahun 2008 kepada ke-3 anaknya sebelum kekayaannya sejumlah 31 Miliar Dolar disumbangkan kepada yayasan sosial.
Warren Buffet tidak hanya berhasil menurunkan kekayaan secara fisik saja kepada keluarganya namun juga kekayaan hati, mental luar biasa yang berhasil mendidik anak-anak nya menjadi orang-orang yang mandiri meskipun terlahir dari orangtua terkaya di dunia.

Kisah Warren Buffet ini adalah salah satu dari ratusan kisah-kisah kecil, singkat namun penuh inspiratif yang ada di buku ini. Dari judul nya saja membuat saya langsung penasaran dan tahu maksud si penulis bahwa tidak hanya cukup dengan "membaca" saja, tapi buku ini mewakili kehidupan kita, gambaran kisah-kisah yang beberapa pasti pernah kita rasakan meskipun tidak sama persis.

Sudah lama saya menyimpan buku ini dan berniat untuk membacanya, tapi terlalu banyak alasan untuk kata "sibuk" alias sibuk sendiri, sampai suatu saat saya membawa buku ini pulang ke kampung seketika membuka halaman demi halaman seolah-olah tanpa saya sadari saya tidak bisa berhenti membacanya, kisah demi kisah semakin menarik dan membuat saya penasaran akan hikmah dibalik ceritanya. meskipun sepertinya buku ini tebal karena terdiri dari 400 halaman, namun saya jamin pasti tidak akan terasa dan dengan cepat saya membaca habis dalam waktu singkat. Contoh kisah yang singkat, menarik dan mengena membuat saya tidak merasa bosan untuk terus membacanya.

Sampai akhirnya saya menyadari bahwa mengapa sekian lama buku ini ada di kamar dan hanya tergeletak begitu saja, dan baru sekarang saya membacanya, ternyata Allah punya rencana. Iya betul, Allah punya banyak cara untuk mengingatkan, menasehati dan menyentil kita. bagi saya ini adalah salah satu cara Allah mengingatkan saya akan semuanya, sepertinnya saya memang disuruh berhenti sejenak dari segala aktivitas, istirahatlah, merenunglah, apa dan untuk apa kita ini hidup, apa saja yang sudah kita lakukan selama kita hidup, dan saya menyadari saat Allah memberi saya sakit saat itu juga.Subhanallah

Saya menyadari dengan sakit yang diberi Allah saya bisa istirahat, saya bisa merenung mohon ampun atas dosa-dosa karena hikmah sakit itu salah satunya sebagai penggugur dosa dan selama sakit itu saya khatam membaca buku ini. Dari sekian banyak kisah di dalam buku ini pasti ada beberapa yang mengena dan selalu terngiang bahkan terkadang spontanitas terucap "Ini sih Aku banget " hehe..

Dari buku ini saya menemukan kata-kata favorit penyemangat diri "Ayo mulailah mengebor dan menggali potensi diri kita, temukan keuatan-kekuatan yang terpendam, boleh jadi ada HARTA KARUN tak ternilai di dalam diri kita "

Buku ini cocok untuk semua kalangan, bukan hanya bagi orang-orang yang melankolis tapi juga bisa melunakkan beberapa sikap orang yang koleris. rehatlah sejenak, luangkan waktu untuk menasehati dan introspeksi diri dari kesibukan dan rutinitas seabrek yang tanpa kita sadari membuat kita lupa diri,
so temukan kata favoritmu and Happy Reading...

0 Response to "Resensi Buku Bukan untuk dibaca"

Post a Comment